Rabu, 28 Desember 2011


KARBOHIDRAT
(Laporan Pratikum Biokimia Tanaman)

















Oleh :
VIYAN KRISTIANTO
E1A210063
Kelompok V












FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2011
PENDAHULUAN
Serat kasar merupakan residu dari bahan makanan atau pertanian setelah diperlakukan dengan asam atau larutan-laturan yang juga merupakan sisa-sisa sel tumbuhan yang tahan terhadap pereaksi hidrolis enzim-enzim saluran pencernaan. Serat kasar juga merupakan kumpulan dari semua serat yang tidak bisa dicerna oleh tubuh, komponen dari serat kasar ini yaitu terdiri dari selulosa, pentosa, ligni, dan komponen-komponen lainnya (Nana, 2010).
Komponen dari serat kasar tidak mempunyai nilai gizi, namun serat ini sangat penting untuk proses memudahkan dalam perencanaan didalam tubuh agar proses pencernaan tersebut lancar (peristaltic). Pati dan serat tegolong kedalam karbohidrat, sedangkan karbohidrat terdiri dari karbon, hydrogen, dan oksigen. Karbohidrat juga dikelompokan menjadi 3 yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Monosakarida yang paling penting adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa. Selain itu serat kasar ini tahan terhadap reaksi hidrolisis yang merupakan penggabungan dua buah monosakarida yaitu struktur besar menjadi struktur kecil penggabungan akan dilepas oleh air dan kemudian dimasukkan air (Nana, 2010).
karbohidrat adalah polihidroksil aldehida atau polihidroksil keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O), yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air.  Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur (Anonim, 2011).
Karbohidrat terbagi menjadi tiga kelompok yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida.monosakarida terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yg lebih sederhana. Disakarida merupakan senyawanya terbentuk dari 2 molekul monosakarida yg sejenis atau tidak. Disakarida dapat dihidrolisis oleh larutan asam dalam air sehingga terurai menjadi 2 molekul monosakarida. Sedangkan polisakarida senyawa yang terdiri dari gabungan molekul-molekul monosakarida yang banyak jumlahnya, senyawa ini bisa dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida (Qonita, 2008).
Berdasarkan struktur kimia, nilai gizi dan penggunaanya dalam tubuh, karbohidrat yang dapat dikelompokan menjadi karbohidrat yang dapat dicerna (digestible carbohydrate) dan karbihidrat yang dapat dicerna (non digestible carbohydrate). Karbohidrat yang dapat dicerna adalah karbihidrat yang dapat dipecah oleh enzim α amilase didalam sistem pencernaan manusia dan menghasikan energi. Karbohidrat yang termasuk kedalam kelompok yang dapat dicerna adalah monosakarida (seperti glukosa dan fruktosa), disakarida (seperti sukrosa, laktosa, dan maltosa) dan polisakarida (seperti pati dan dekstrin). Karbohidrat yang dapat dicerna tersebut didalam tubuh akan dikonversi menjadi monosakarida yang akan diserap oleh tubuh dan menyediakan energi untuk proses metabolisme (Dian, 2011).
Tujuan dari pratikum ini adalah untuk dapat mengetahui pengukuran kadar serat kasar, memahami prinsip analisis kadar serat kasar, dan mengetahui kadar serat kasar dari suatu bahan.














BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
1.        Bayam dan Beras
2.        Larutan H2SO4 (1,25 gram H2SO4 pekat / 100 ml = 0,255 N H2S04)
3.        NaOH (1,25 gram NaOH /100 ml = 0,313 N HaOH)
4.        Larutan K2SO4 10 %
5.        Alkohol 95 %

Alat
1.        Neraca analitik
2.        Penggiling
3.        Erlenmeyer 600 ml
4.        Pendingin balik
5.        Desikator
6.        Kertas saring
7.        Spatula
8.        Oven 1100C

Waktu dan Tempat
Pratikum ini dilaksankan pada hari Rabu, 23 November 2011 pada pukul 14.00 bertempat di Laboratorium Analisis Kimia Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Prosedur Kerja
1.      Sampel dihaluskan sehingga dapat melalui saringan diameter 1 mm dan aduk merata. Kalau tidak dapat dihaluskan, usahakan dihancurkan sebaik mungkin.
2.      Timbang 2 gram bahan (air dan lemaknya telah hilang).
3.      Asam sulfat 200 ml dididihkan  bersama sampel (dicampur) selama ½ jam.
4.      Saring menggunakan kertas saring ke erlenmeyer. Sebelum disaring, kertas saring ditimbang terlebih dahulu.
5.      Tambahkan 200 ml larutan H2SO4 mendidih. Tutup dengan pendingin balik.
6.      Didihkan selama 30 menit dengan kadang-kadang digoyangkan.
7.      Saring suspensi melalui kertas saring. Residu yang tertinggal dalam erlenmeyer dicuci dangan air mendidih. Cuci residu dalam kertas saring sampai air cucian tidak bersifat asam lagi (uji dengan kertas lakmus).
8.      Pindahkan secara kualitatif residu dari kertas saring ke dalam erlenmeyer kembali dengan spatula. Sisanya dicuci dengan 200 ml larutan NaOH mendidih sampai semua residu masuk kedalam erlenmeyer.
9.      Didihkan dengan pendingin balik sampai kadang digoyang-goyangkan selama 30 menit.
10.  Saring kembali melalui kertas saring yang diketahui beratnya atau krus gooch yang telah dipijarkan dan diketahui beratnya, sambil dicuci dengan larutan K2SO4 10% 15ml.
11.  Cucilagi residu dengan air mendidih. Kemudian dengan alkohol 95% sekitar 15 ml.
12.  Kemudian dioven dengan suhu 600C selama 24 jam kemudian dinginkan dalam desikator dan timbang.















SKEMA
Sampel dimasukan kedalam labu erlenmeyer yg berisi H2SO4
Didihkan 30 menit
Aquades didihkan untuk membersihkan ampas

Sampel
Dihaluskan

Ditimbang
Bayam 2 gram
Beras 2 gram
 








NaOH didihkan selama 30 menit

Ampas bayam dimasukan kedalam labu erlenmeyer yang berisi NaOH

Saring lagi dengan kertas saring

Saring dengan kertas saring


Cuci dengan K2SO4 15 ml

Cuci dengan alkohol 15%

Oven dengan suhu 600C
C

Dinginkan

Timbang

 










HASIL DAN PEMBAHASAN
                                                              Hasil
Dari hasil praktikum tentang penetapan serat kasar maka hasil yang didapatkan yaitu :
Bayam :
     =  0,20 × 100 % = 20 %
 Beras :
     =  0,07 × 100 % = 7 %







Pembahasan
Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan dapat diketahui  bahwa berat kasar setiap tanaman berbeda hal ini dapat dibuktikan dari hasil pratikum yang telah dilakukan antara  bayam dan beras.
Pada bayam dan beras  yang telah dihaluskan ditambahkan asam sulfat 200 ml dan dididihkan selama ½ jam. Kemudian disaring dengan kertas saring ke erlenmeyer. Di tambahkan 200 ml larutan H2SO4 mendidih dan kemudian didihkan selama 30 menit. Saring suspensi melalui kertas saring. Residu yang tertinggal dalam erlenmeyer dicuci dangan air mendidih. Cuci residu dalam kertas saring sampai air cucian tidak bersifat asam lagi (uji dengan kertas lakmus). Pindahkan secara kualitatif residu dari kertas saring ke dalam erlenmeyer kembali dengan spatula. Sisanya dicuci dengan 200 ml larutan NaOH mendidih sampai semua residu masuk kedalam erlenmeyer. Didihkan dengan pendingin balik sampai kadang digoyang-goyangkan selama 30 menit. Saring kembali melalui kertas saring yang diketahui beratnya atau krus gooch yang telah dipijarkan dan diketahui beratnya, sambil dicuci dengan larutan K2SO4 10% 15ml. Cucilagi residu dengan air mendidih. Kemudian dengan alkohol 95% sekitar 15 ml. Kemudian dioven dengan suhu 600C selama 24 jam kemudian dinginkan dalam desikator dan timbang.
            Setalah dilakukan perhitungan dengan rumus dapat diketahui  kadar berat kasar pada bayam adalah 20 % sedangkan kadar berat kasar pada beras jauh lebih kecil yaitu 7 %. Dapat diketahui ternyata yang mengandung kadar berat kasar tertinggi adalah bayam hal ini karena bayam relatif tahan terhadap pencahayaan langsung walaupun bayam terkena sinar matahari akan tetap tidak mengurangi kualitasnya.



















KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.        Komponen utama dari serat kasar adalah berupa karbohidrat.
2.        Serat kasar merupakan  bahan makanan pertanian yang  merupakan sisa-sisa sel tumbuhan yang tahan terhadap reaksi hidrolis enzim-enzim saluran pencernaan.
3.        Dari praktikum yang telah dilakukan diketahui kadar berat kasar bayam lebih tinggi dibandingkan beras yaitu untuk bayan adalah 20% sedangkan beras adalah 7%.

Saran
Pada saat praktikum berlangsung hendaknya prosedur kerja tersebut dipahami dengan baik agar pada saat praktikum berjalan dengan baik.







DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Karbohidrat. http://id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal  24 November 2011.

Dian. 2011. Analisis Pangan. Dian Rakyat. Jakarta

Nana. 2010. Serat kasar. http://www.scribd.com. Diakses pada tanggal  28 November 2011.

Qonita. 2008. Karbohidrat. http://qforq.multiply.com. Diakses pada tanggal  24 November 2011.














LAMPIRAN
                   
           Bayam yang telah dihaluskan                          Penambahan NaOH

                   
      Penambahan H2SO4                              Kertas saring yang telah
                  ditimbang

                   
Air aquades yang dididihkan                            Sampel bayam

                   
       Sempel bayam yang dididihkan                   Sempel beras yang dididihkan

                   
       Sempel disaring dengan kertas                      Sampel yang telah disaring
saring

       
      Sampel yang siap untuk dioven                  Sampel dimasukan kedalam oven

                   
  Sampel di dinginkan dalam                             Sampel yang ditimbang
               desikator

0 komentar:

Posting Komentar