Kamis, 29 Desember 2011

Tanin : asam polihidroksi aromatik, spt. asam gallat dan asam ellagat, yang membuat rasa sepat tanaman. Banyak terdapat di alam dan kurang penting secara geokimia dibanding lignin Anthraquinon : pigmen hidroksi aromatik, sebagai glikosida pada.

Para tanin panjang (dari Tanna, kata Jerman Kuno Tinggi ek atau pohon cemara, seperti dalam Tannenbaum) mengacu pada penggunaan tanin kayu dari pohon tarbantin di penyamakan kulit hewan ke kulit; maka kata-kata "cokelat" dan "penyamakan" untuk pengobatan kulit. Namun, "tannin" istilah dengan ekstensi secara luas diterapkan untuk semua senyawa polifenol yang cukup besar berisi hidroksil dan kelompok yang cocok lainnya (seperti carboxyls) untuk membentuk kompleks yang kuat dengan protein dan makromolekul lainnya.

Senyawa-senyawa tanin secara luas didistribusikan di banyak spesies tanaman, di mana mereka memainkan peran dalam perlindungan dari pemangsaan, dan mungkin juga sebagai pestisida, dan dalam regulasi pertumbuhan tanaman. Para astringency dari tanin adalah apa yang menyebabkan perasaan kering dan puckery di mulut setelah konsumsi buah unripened atau anggur merah. Demikian juga., penghancuran atau modifikasi tanin dengan waktu memainkan peran penting dalam pematangan buah dan penuaan anggur.

Tanin memiliki berat molekul berkisar dari 500 sampai lebih dari 3.000 (ester asam galat) dan sampai 20.000 (proanthocyanidins). Tanin tidak kompatibel dengan alkali, gelatin, logam berat, zat besi, air jeruk nipis, garam logam, oksidator kuat dan seng sulfat, karena mereka membentuk kompleks dan endapan dalam larutan berair.
 
Salah satu penyebab rendahnya produktivitas ternak ruminansia di negara tropis seperti Indonesia adalah kurang memadainya kuantitas maupun kualitas pakan yang diberikan. Dedaunan yang berasal dari pohon merupakan salah satu alternatif yang dapat dijadikan sumber hijauan makanan ternak (HMT), khususnya di musim kemarau pada saat produksi HMT konvensional dari jenis rerumputan dan leguminosa rendah. Namun demikian kebanyakan dedaunan tersebut mengandung senyawa fenolik dalam konsentrasi yang tinggi, khususnya dalam bentuk senyawa tanin

Tanin merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman dan disintesis oleh tanaman. Tanin tergolong senyawa polifenol dengan karakteristiknya yang dapat membentuk senyawa kompleks dengan makromolekul lainnya. Tanin dibagi menjadi dua kelompok yaitu tanin yang mudah terhidrolisis dan tanin terkondensasi. Tanin yang mudah terhidrolisis merupakan polimer gallic atau ellagic acid yang berikatan ester dengan sebuah molekul gula, sedangkan tanin terkondensasi merupakan polimer senyawa flavonoid dengan ikatan karbon-karbon. Kemampuan tanin untuk membentuk kompleks dengan protein berpengaruh negatif terhadap fermentasi rumen dalam nutrisi ternak ruminansia. Tanin dapat berikatan dengan dinding sel mikroorganisme rumen dan dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme atau aktivitas enzim. Tanin juga dapat berinteraksi dengan protein yang berasal dari pakan dan menurunkan ketersediaannya bagi mikroorganisme rumen. Keberadaan tanin di sisi lain berdampak positif jika ditambahkan pada pakan yang tinggi akan protein baik secara kuantitas maupun kualitas. Hal ini disebabkan protein yang berkualitas tinggi dapat terlindungi oleh tanin dari degradasi mikroorganisme rumen sehingga lebih tersedia pada saluran
pencernaan pasca rumen. Kompleks ikatan tanin-protein kemudian dapat lepas pada pH rendah di abomasum dan protein dapat didegradasi oleh enzim pepsin sehingga asamasam amino yang dikandungnya tersedia bagi ternak. Hal ini menjadikan tanin sebagai salah satu senyawa untuk memanipulasi tingkat degradasi protein dalam rumen. Analisis senyawa tanin sangat diperlukan untuk mengkuantifi kasi keberadaan dan aktivitas tanin pada HMT serta pengaruhnya terhadap ternak ruminansia. Beberapa metode analisis tanin yang tersedia diantaranya adalah menggunakan spektrofotometer dan metode kapasitas presipitasi protein. Analisis aktivitas tanin yang mudah dan sederhana sangat diperlukan khususnya bagi negara-negara berkembang. Salah satu analisis aktivitas tanin yang mudah dan sederhana adalah melalui inaktivasi tanin menggunakan polietilen glikol (PEG) yang efeknya diukur melalui produksi gas kumulatif secara in vitro. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur aktivitas biologis tanin tanpa atau dengan penambahan PEG pada dedaunan dari tumbuhan Salix alba, Rhus typhina dan Peltiphyllum peltatum. Selain itu, diamati pula pengaruh penambahan PEG terhadap beberapa peubah fermentasi rumen secara in vitro.
 
Kelas Contoh Senyawa Contoh Sumber Efek dan kegunaan
SENYAWA MENGANDUNG NITROGEN


Alkaloid Nikotin, kokain, teobromin Tembakau, coklat Mempengaruhi neurotransmisi dan menghambat kerja enzim
TERPENOID


Monoterpena Mentol, linalool Tumbuhan mint dan banyak tumbuhan lainnya Mempengaruhi neurotransmisi, menghambat transpor ion, anestetik
Diterpena Gossypol Kapas Menghambat fosforilasi, toksik
Triterpena, glikosida kardiak (jantung) Digitogenin Digitalis (Foxglove digitalis sp.) Stimulasi otot jantung, memengaruhi transpor ion
Sterol spinasterol Bayam Mempengaruhi kerja hormon hewan
FENOLIK


Asam fenolat Kafeat, klorogenat Semua tanaman Menyebabkan kerusakan oksidatif, timbulnya warna coklat pada buah dan wine.
Tannins gallotanin, tanin terkondensasi oak, kacang-kacangan Mengikat protein, enzim, menghambat digesti, antioksidan.
Lignin Lignin Semua tanaman darat Struktur, serat


 


(Sumber A. Jayanegara  & A. Sofyan, wikipedia)

0 komentar:

Posting Komentar