Kamis, 22 Desember 2011


STERILISASI
(Laporan Pratikum Mikrobiologi)








unlam1








Oleh :
VIYAN KRISTIANTO
E1A210063
Kelompok 6










FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2011
DAFTAR ISI
Halaman



PENDAHULUAN ....................................................................................        1
TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................        3
BAHAN  DAN METODE ........................................................................        5
Bahan dan Alat ..........................................................................................        5
Bahan ...............................................................................................        5
Alat ...................................................................................................        5
Tempat dan Waktu ....................................................................................        5
Prosedur Kerja ...........................................................................................        5
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................        7
Hasil ...........................................................................................................        7
Pembahasan ...............................................................................................        8
KESIMPULAN..........................................................................................      11
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................       12




PENDAHULUAN
Sterilisasi adalah suatu proses dimana kegiatan ini bertujuan untuk membebaskan alat ataupun bahan dari berbagai macam mikroorganisme. Suatu bahan bisa dikatakan steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen maupun tidak baik dalam bentuk vegetatip walaupun bentuk nonvegetatip (spora) (Anonim1, 2011).
Sterilkan merupakan kegiatan  membebaskan  bahan dan alat dari semua organisme hidup. Cara mensterilkan media yang paling umum dilakukan yairu dengan perlakuan panas lembab dan kering bergantung pada macam-macam bahan yang akan disterilkan.  Sterilisasi dapat pula dilakukan dengan perlakuan panas kering, kimia, penyaringan, atau radiasi (Anonim2, 2011).
Ada beberapa cara yang sering dilakukan dalam sterilisasi, antara lain sterilisasi secara fisik, kimia, dan mekanik. Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama sterilisasi dengan bahan kimia tidak akan berubah akibat temperatur tinggi atau tekanan tinggi. Cara membunuh mikroorganisme tersebut adalah dengan panas. Panas kering membunuh bakteri karena oksidasi komponen-komponen sel. Daya bunuh panas kering tidak sebaik panas basah. Pemanasan basah dapat memakai otoklaf, tyndalisasi dan pasteurisasi. Otoklaf adalah alat serupa tangki minyak yang dapat diisi dengan uap air. Tyndalisasi merupakan metode dengan mendidihkan medium dengan uap beberapa menit saja. Pasteurisasi adalah suatu cara disinfeksi dengan pemanasan untuk mengurangi jumlah mikrooranisme tanpa merusak fisik suatu bahan. Pemanasan kering dapat memakai oven dan pembakaran. Selain itu dapat dilakukan penyinaran dengan sinar gelombang pendek  (Volk, 1993).
Sterilisasi secara kimia dapat memakai antiseptik kimia. Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif, dan kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat dipakai untuk sterilisasi antara lain halogen (senyawa klorin, yodium), alkohol, fenol, hidrogen peroksida, zat warna ungu kristal, derivat akridin, rosalin, deterjen, logam-logam berat, aldehida, uap formaldehid ataupun beta-propilakton (Waluyo, 1994).
Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan penyaringan. Penyaringan dengan mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring yang memiliki pori-pori cukup kecil untuk menahan mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Saringan akan tercemar sedangkan cairan atau gas yang melaluinya akan steril (Lim, 1998).
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui cara sterilisasi dengan autoclaf, tyndalisasi, dan dapat melakukan kerja aseptik.













TINJAUAN PUSTAKA
Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikroba, akan diluluhkan (Lay, 1992).
Biakan murni diperlukan karena semua metode mikrobiologis yang digunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroba, termasuk penelaahan ciri-ciri kultur, morfologis, fisiologis, maupun serologis memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroba saja (Lim, 1998).
Adanya hal tersebut maka perlu dilakukan tahapan penting yaitu sterilisasi, karena sterilisasi ini akan membantu untuk membebaskan medium pertumbuhan mikroba atau peralatan yang digunakan dari segala bentuk kehidupan, sehingga lebih mudah dalam melakukan isolasi terhadap mikroba dan tidak  terkontaminasi.
Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa:
a.           Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat “bejana/ruang panas” (oven dengan temperatur 170o – 180oC dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas).
b.           Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin).
c.           Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan misalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba) (Suriawiria, 2005).
d.      Sterilisasi dengan panas lembab
            Sterilisasi dengan panas lembab biasanya dilakukan di dalam suatu bejana logam yang disebut autoklaf. Sterilisasi ini dilakukan dengan uap air jenuh bertekanan 15 Ib/in2 selama 15 menit pada suhu 121°C. Suhu tersebut merupakan suhu sterilisasi terbaik untuk bahan-bahan yang akan disimpan dalam waktu yang cukup lama. Hubungan antara tekanan dan suhu tersebut hanya berlaku bagi tempat-tempat pada permukaan laut. Untuk tempat-tempat di atas permukaan laut diperlukan tekanan yang lebih tinggi untuk mencapai suhu yang sama.
            Autoklaf pada umumnya digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan yang dapat ditembus oleh kelembapan (tidak menolak air) tanpa merusaknya. Contoh bahan yang dapat disterilkan dengan autokaf ialah media biakan, larutan, kapas, sumbar karet, dan peralatan laboratorium. Kontak langsung antara uap air dan benda yang akan disterilkan amat penting bagi keberhasilan sterilisasi. Penataan muatan di dalam autoklaf harus agak longgar sehingga memungkinkan tekanan uap air menembus ke seluruh bahan-bahan yang disterilkan tersebut.
Pengaruh panas lembab di dalam proses sterilisasi ialah mengkoagulasikan protein-protein mikroba dan menginaktifkannya secara searah tak terbalikkan. Proses sterilisasi dapat berjalan dengan baik jika di dalam autoklaf hanya terdiri aras uap air saja tanpa ada udara. Oleh karena itu, udara yang ada di dalam autoklaf harus dikeluarkan dahulu. Setelah di dalam autoklaf tidak ada udara lagi, uap air dibiarkan mengisi ruangan sampai suhu mencapai 12l° C. Setelah suhu tersebut tercapai masih diperlukan waktu antara 11-12 menit untuk mematikan endospora bakteri yang tahan panas.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam sterilisasi antara lain kepadatan muatan, volume cairan, dan ukuran wadah yang dipakai. Umumnya bahan yang memakan tempat dan mendekati kedap air memerlukan pemanasan lebih lama. Volume media di dalam botol atau labu jangan sampai melebihi dua pertiga tinggi tinggi wadah. Wadah sterilisasi yang berukuran kecil semakin baik digunakan. Sebagai contoh jika ingin mensterilkan lima liter media lebih baik menggunakan lima labu yang masing-masing berisi satu liter media daripada menggunakan satu labu yang berisi lima liter media. Volume yang lebih kecil memerlukan waktu sterilisasi yang lebih pendek. Jadi, lamanya siklus sterilisasi harus disesuaikan dengan ukuran dan jumlah wadah.
Hal yang harus diperhatikan pula yaitu botol tidak boleh disumbat terlalu ketat sehingga kedap udara. Untuk menyumbat dapat digunakan kapas yang kemudian dilindungi dengan kertas atau aluminium foil supaya kapas tidak terkena tetesan air sewaktu steriksasi. Apabila perlu, dapat juga digunakan sumbat karet, tutup sekrup, atau tutup plastik. Laju pendinginan dan pembebasan rekanan harus dilakukan dengan perlahan-lahan untuk mencegah pecahnya perangkat kaca pada waktu siklus sterilisasi telah selesai. Untuk itu, suhu di dalam autoklaf harus dibiarkan turun kembali seperti suhu kamar sebelum tutup autoklaf dibuka (Suriawiria, 2005).



BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah alkohol, kapas,     koran, spritus dan tissu.

Alat
                       Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah, Autoklaf, Oven, Cawan petri, Pipet ukur, Tabung reaksi, Labu Erlenmeyer, Lampu bunsen burner, Tabung/gelas ukur, Jarum inokulum / ose, jarum Ent, pinset, dan Spatula.

Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di laboraturium Fitopatologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Pada hari selasa tanggal 15 November   2011 pukul 08.00-10.00 Wita.

Prosedur kerja

1.      Alat-alat seperti jarum ent, ose, pinset, mulut tabung erlenmeyer, tabung reaksi, dan cawan disterilisasikan sampai memijar atau panas.
2.      Alat-alat gelas yang akan dimasukkan dalam oven harus dalam keadaan kering.
3.      Alat-alat dari gelas seperti cawan petri, labu erlenmeyer, tabung reaksi, dapat disterilisasikan, dengan sterilisasi basah atau kering.
4.      Alat-alat gelas berupa labu atau botol dan pipet lubangnya disumbat dengan kapas sampai rapat.
5.      Semua alat-alat gelas tersebut kemudian dibungkus dengan kertas kemudian dimasukkan kedalam oven atau autoklaf.
6.      Waktu yang diperlukan untuk strerilisasi tergantung pada suhu yang digunakan yaitu 1 jam untuk 171o untuk oven dan 121o C dengan tekanan 15 psi selama 15 menit.
7.      Setelah selesai di oven jangan di buka terlebih dahulu, sebelum suhu didalam oven atau autoklaf dingin.
8.      Alat-alat gelas yang sudah disterilisasi jangan disimpan di dalam oven atau autoklaf, tetapi disimpan di tempat tertutup atau di bungkus plastik.





















HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil

No.
Nama Alat
Gambar
Fungsi
Keterangan
1.
Lampu bunsen
Foto-0070.jpg
Berfungsi sebagai penyeril alat-alat dengan cara pembakaran langsung
Jarum yang sedang disterilkan dengan lampu bunsen
2.
Botol C1000

Tempat medium untuk berbentuk botol untuk  membiakkan mikroba.
Gambar botol C1000 setelah dibungkus dengan kertas koran.
3.
Oven
DSCF0393
Alat untuk sterilisasi cawa petri yang cendrung tahan terhadap suhu panas.
cawan petri yang telah dibungkus kertas koran dimasukkan ke dalam oven(disterilkan).



4
Autoklaf
Foto-0077.jpg
Penyeterilan alat dengan cara uap air panas bertekanan
Penyeterilan botol C1000 dan cawan petri

Pembahasan
Sterilisasi adalah suatu proses dimana kegiatan ini bertujuan untuk membebaskan alat ataupun bahan dari berbagai macam mikroorganisme. Suatu bahan bisa dikatakan steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen maupun tidak baik dalam bentuk vegetatip walaupun bentuk nonvegetatif (spora).
Sebelum melakukan percobaan maupun penelitian alat dan bahan yang akan digunakan harus disterilisasikan terlebih dahulu. Alat yang digunakan dalam suatu penelitian atau praktikum harus disterilkan terlebih dahulu untuk membebaskan suatu bahan dan peralatan tersebut dari semua bentuk kehidupan. Alat – alat yang di gunakan dalam strilisasi yaitu Autoklaf, Oven, Labu Erlenmeyer, Lampu bunsen burner, Tabung/gelas ukur.  
Autoklaf Berfungsi untuk mensterilkan dan membunuh mikroba kontaminan pada alat atau bahan yang akan digunakan. Oven Digunakan untuk mengeringkan bahan, suhu oven yang digunakan 170C selama 1 jam.
Metode yang digunakan dalam praktikum strerilisasi adalah mengunakan metode panas kering dan panas basah (mengunakan uap air). Sterilisasi panas kering, umumnya digunakan untuk peralatan gelas atau keramik yang tahan panas, dan dilakukan dalam oven. Pada kondisi panas kering, protein akan terdenaturasi, sitoplasma akan kering, dan berbagai komponen sel dan virus teroksidasi. Panas basah (menggunakan uap air), lebih mematikan dibandingkan panas kering pada suhu yang sama. Hal ini disebabkan kehadiran molekul air membantu memecahkan ikatan hidrogen pada membran. Sterilisasi panas basah ini  dilakukan dengan alat autoklaf.
Sebelum melakukan proses strilisasi,  terlebih dahulu dilakukan sterilisasi meja dengan cara menyemprotkan larutan desinfektan seperti alkohol. alat-alat yang akan disterilkan seperti cawan petri dan botol C1000 di lakukan  dengan cara menyumbat lubang pada botol dan membungkus kedua alat tersebut menggunakan kertas koran.




Cara pembungkusannya yaitu menggunakan satu lembar kertas koran dibagi menjadi empat bagian. Satu bagian kertas koran dapat digunakan untuk membungkus satu cawan petri. Caranya yaitu dengan melipat kertas koran yang telah menyelimuti cawan petri dengan sangat rapat dan tidak ada celah sedikitpun. Kertas koran hanya dapat digunakan satu kali, setelah dipakai tidak dapat digunakan lagi.


















KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.      Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi harus dalam keadaan steril atau bebas dari kuman serta bakteri, virus dan jamur. Dan untuk mensterilkannya diperlukan pula pengetahuan tentang cara-cara / teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat-alat yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi memiliki teknik sterilisasi yang berbeda.
2.      Metode sterilisasi antara lain secara fisik, kimia, dan mekanik.
3.      Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama sterilisasi dengan bahan kimia tidak akan berubah akibat temperatur tinggi atau tekanan tinggi
4.      Sterilisasi secara kimia dapat memakai antiseptik kimia.
5.      Sterilisasi secara mekanik dapat dilukukan dengan penyaringan.
6.      Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam sterilisasi antara lain kepadatan muatan, volume cairan, dan ukuran wadah yang dipakai









DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2011.Sterilisasi. sumber: http://prkita.wordpress.com/alat-alat-laboratorium-kimia. Diakses pada 17 November 2011.

Anonim2. 2011. Peralatan laboratorium . sumber: http://antiserra.wen.su/alkes.html. Diakses pada 18 November 2011.

Lay. 1992. Fundamentals Of Microbiology. Saunders Company. London
Lim. 1998. Seminar Pembekalan Etika dan Keselamatan Kerja di Laboratorium, Bagian Kimia Kedokteran Fakultas Kedokteran Unlam. Banjarbaru.

Penn. 1991. Peralatan Laboratorium. PT Gramedia. Jakarta.

Suriawiria. 2005. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia. Jakarta.
Sutedjo. 1991. Mikrobiologi Dasar. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Volk & Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Waluyo. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.




1 komentar: